REJANG LEBONG, MSN – Desa Lubuk Tunjung, Kecamatan Sindang Beliti Ilir (SBI), Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu, saat ini terancam terisolir, pasalnya jalan menuju desa setempat sudah banyak yang rusak.
Kondisi jalan yang mengalami rusak berat hingga terlihat tanah dasar terdapat dibeberapa titik, diantaranya tanjakan dan turunan, bila turun hujan jalan itu menjadi sangat licin.
Parahnya lagi, Drainaise atau plat duicker sudah jebol, akibatnya saat hujan turun air sungai kerap kali meluap kepermukaan, sehingga pengendara sepeda motor saat melintas terpaksa putar balik arah.
Selain itu, desa paling ujung di Rejang Lebong dan berbatasan dengan Kota Lubuklinggau Propinsi Sumatra Selatan ini, terdapat beberapa ruas badan jalan sudah terendam air dan membentuk seperti kolam dengan kedalaman mencapai batas lutut orang dewasa, sehingga saat dilintasi kendaraan jenis motor sering yang mogok.
Panjang Jalan dari simpang tiga Karang Baru hingga ke Desa Lubuk Tunjung berkisar 5 km, namun kondisi jalan rusak yang terparah dan hampir tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat, yakni dari Dusun Tran Karang Baru hingga ke Desa Lubuk Tunjung.
Kepala Desa Lubuk Tunjung, Selamat Amin, saat dibincangai, Sabtu 22/6/2019 menghimbau pada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melintasi jalan yang rusak, karena sering terjadi aspal jalan yang putus dan menggantung sering kali menghantam mesin motor,” terangnya.
“Saat ini hanya kendaraan roda dua atau motor saja yang bisa melintas, semenata untuk mobil saat ini tidak bisa melintas karena kondisi jalan yang rusak berat,” jelasnya.
Diceritakannya, untuk melakukan perjalanan ke Kantor Kecamatan SBI maupun ke Curup, terpaksa memutar arah melintasi wilayah Kota Lubuklinggau untuk mencapai tujuan, sehingga masyarakat membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk sampai ke tujuan.
“Kasihan melihat masyarakat yang akan membawa sembako dan maupun mengangkut hasil pertanian, seperti membawa karet, durian, kunyit dan kopi untuk dibawa ke Curup, jarak tempuhnya lebih jauh hingga puluhan Kilometer,” terang Kepala Desa.
Semenatra itu, Supar (51), pengepul hasil pertanian seperti kunyit, durian dan karet mengatakan, jika jalan tidak rusak, jarak tempuh untuk sampai ke Curup lebih dekat, hanya melintasi beberapa desa saja,” katanya.
“Namun kalau jalan memutar dahulu, jaraknya cukup jauh, bayangkan saja, kami harus melintasi beberapa Kelurahan dan desa untuk tiba di Kecamatan PUT menuju ke Curup,” keluhnya.
Dia bersama masyarakat berharap adanya perhatian dari Pepemerintah Kabupaten Rejang Lebong agar jalan akses ke desanya cepat dibangun,” harapnya. (Mansur)