MUSI RAWAS, MSN – Guna menyelamatkan tanaman padi akibat kekurang air dan dampak musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu melayangkan surat yang ditujukan pada Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BBWSS) VIII di Palembang mengenai Pengaliran air DI Lakitan.
Adapun maksud surat tersebut agar kiranya pihak BBWSS untuk memperhatikan lahan sawah yang kekurangan air dan kondisi pertanaman padi sawah di wilayah Kecamatan STL Ulu Terawas seluas 2.465 hektar, Sumber Harta seluas 1.809 hektar dan kecamatan Megang Sakti 3.113 hektar, rata-rata umur tanam kurang dari satu bulan, dan juga ada yang tunda taman akibat kurang air dan dampak musim kemarau.
Salah satu petugas dari BBWSS III saat dijumpai dilokasi, Jumat 30/8/2019 mengatakan, air DI Lakitan mulai tadi malam sudah sudah mengalir, namun belum menyeluruh, karena masih tahap pembersihan saluran air DI Lakitan.
“Sekarang air sudah mengalir, tapi masih belum bersih dan normal, ada beberapa pintu air yang belum dibuka, karena sekarang kita sedang melakukan pembersihan dulu, insya Allah tanggal 3 September nanti, air DI Lakitan ini mengalir normal sampai ke kecamatan Megang Sakti,” terangnya.
Sementara itu petani sawah, Jarwanto, Warga Desa Padu Raksa, Kecamatan STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, saat dibincangi, dirinya merasa senang air DI Lakitan, tidak lupa dia mengucapkan terima kasih pada pemerintah yang telah berjuang dan memikirkan nasip petani.
“Terima kasih Dinas Pertanian, Terima kasih Pak Bupati yang telah memperjuangkan agar air DI Lakitan ini bisa mengalir dan terima kasih telah memikirkan nasib masyarakat petani”, katanya penuh haru.
Diceritakannya, luas lahan sawah di Desa Padu Raksa ini diantaranya, luas sawah di Dusun 1 sekitar 150 hektar, Dusun II sekitar 500 Hektar dan dusun III sekitar 200 hektar. Dengan mengalirnya air DI Lakitan ini, dia tidak merasa khawatir lagi dengan pasokan air untuk mengaliri sawah yang dia garap.
Pantauan dilokasi, tampak ramai masyarakat melihat-lihat air DI Lakitan yang sudah mengalir, ada yang merendamkan kakinya di air, ada yang mencuci muka, kaki dan tangan. Sebagian masyarakat petani juga disibukkan membersihkan saluran irigasi yang akan mengalirkan air ke sawah. (Amsul)